FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014
Nama : Dwi Putra
NPM: 13514312
Kelas : 2PA06
KESEHATAN MENTAL 4
*Teori Kepribadian Sehat
E. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT
CARL ROGERS
Carl
Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis
yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya
dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip
dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud
karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan
kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup
alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain
dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
1. Perkembangan Kepribadian “Self”
Self atau self concept adalah
konsep menyeluruh yang terorganisir mengenai pengalaman yang berhubungan dengan
aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan
konsep orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi
bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan
dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.
Konsep
pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat
dikatakan self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl
Rogers mendeskripsikan the self atau self-structure sebagai
sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya
sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu :
*Real Self
adalah keadaan diri individu saat ini.
*Ideal
Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri
atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut.
Perhatian
Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih
kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan
inkongruen, kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan
kesehatan mental, self yang kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara
interpretasi dan persepsi “self I” dan “self me” sesuai dengan realitas
dan interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin
lebar ketidaksebidangan ini. Semakin besar ketidaksebidangan, maka semakin
besar pula penderitaan yang dirasakan dan jika tidak mampu maka akan terjadi
ingkongruensi atau mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal
selfsebagai orang yang memiliki bentuk tubuh ideal serta memiliki prestasi
yang tinggi dibanding teman –teman anda, tetapi nyatanya real self anda
adalah orang yang tidak memiliki bentuk tubuh yang ideal serta prestasi anda
adalah rata-rata dengan teman-teman anda maka akan ada kesenjangan antara real
self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan.
Bila
seseorang, antara “self concept”nya dengan organisme mengalami
keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya
maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami
sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta
picik.
2. Peranan Positive Regard Dalam
Pembentukan Kepribadian Individu
Setiap
manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy
& acceptance, love & affection). Kebutuhan ini disebut need
for positive regard. Positive regard terbagi menjadi 2
yaitu:
*Conditional
positive regard (bersyarat)
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat
misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan
bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti
dikehendaki orangtua.
*Unconditional
positive regard (tak
bersyarat). Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat
apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.
Rogers
menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena
nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak
bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Setelah self dan organism bisa menjadi suatu
kesatuan yang baik, namun ketika ia masuk ke lingkungan sosial luar yang
beperan sebagai medan phenomenal. Belum tentu ia dapat berkembang dengan
sebagaimana mestinya.
Untuk
mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk
mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalam incongruity maka
pada saat itu individu berada dalam situasi terancam. Menjelang situasi yang
mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satu cara menghindarinya adalah
dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis dengan menggunakan
pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalah pengingkaran dan
distorsi perseptual.
Pengingkaran
adalah individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan kenangan
buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran (menolak
untuk mengingatnya). Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah
situasi sedemikian rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam. Ketika
pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancur
berkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjadi
tidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinya
tidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadi
individu yang tidak punya arah dan pasif.
3. Ciri-Ciri Orang yang Berfungsi
Sepenuhnya
Rogers
memberikan lima kriteria orang yang berfungsi sepenuhnya :
- Keterbukaan pada Pengalaman
Keterbukaan
pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif. Setiap pendirian dan perasaan
yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke system saraf organisme
tanpa distorsi atau rintangan.
Orang yang
demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya; tidak ada segi
kepribadian tertutup. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima
pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat
menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsidan ungkapan baru.
Sebaliknya, kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi menurut
syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang
peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui
pengalaman-pengalaman tertentu.
Orang yang
berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian bahwa
dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (misalnya, baik
kegembiraan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada
orang yang defensif.
- Kehidupan Eksistensial
Orang yang
berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan, karena
orang yang sehat terbuka kepada semua pengalaman, maka diri atau kepribadian
terus-menerus dipengaruhi atau disegarkan oleh tiap pengalaman, akan tetapi
orang yang defensif harus mengubah suatu pengalaman baru untuk membuatnya
harmonis dengan diri; dia memiliki suatu struktur diri yang berprasangka dimana
semua pengalaman harus cocok dengannya.
Rogers percaya
bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat
esensial dari kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu
yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu
struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respons atas pengalaman momen
yang berikutnya.
- Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Prinsip
ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk kepada
pengalaman Rogers sendiri. Dia menulis “apabila suatu aktivitas
terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu
dilakukan. Dengan kata lain saya telah belajar bahwa seluruh perasaan organismik
saya terhadap suatu situasi lebih dapat dipercaya daripada pikiran saya?”.
Dengan
kata lain, bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman
yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat
diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
Karena
seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka
orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka percaya
akan diri mereka sendiri. Sebaliknya orang-orang yang defensif membuat
keputusan-keputusan menurut larangan-larangan yang membimbing tingkah lakunya.
- Perasaan Bebas
Rogers percaya
bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami
kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan
bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif
pikiran dan tindakan, dan juga memiliki perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak
diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa-peristiwa masa lampau, karena
merasa bebas dan berkuasa maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan
dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin
dilakukannya.
Orang yang
defensif tidak memiliki perasaan-perasaan bebas. Orang ini dapat memutuskan
untuk bertingkah laku dengan cara tertentu, namun tidak dapat mewujudkan
pilihan bebas itu ke dalam tingkah laku yang aktual.
- Kreativitas
Semua
orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang yang kreatif kerpakali
benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari situasi khusus
apabila konformitas yang demikian itu akan membantu memuaskan kebutuhan merka
dan memungkinkan mereka mengmbangkan diri mereka sampai ke tingkat paling penuh.
Orang yang
defensif, yang kurang merasa bebas, yang tertutup terhadap banyak pengalaman,
dan yang hidup dalam garis-garis pedoman yang telah dikodratkan adalah tidak
kreatif dan tidak spontan.
Rogers percaya
bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan
bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi
lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi
perubahan-perubahan traumatis seklipun seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana
alamiah.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar