FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014
Nama : Dwi Putra
NPM: 13514312
Kelas : 2PA06
KESEHATAN MENTAL 1
*Pengantar Kesehatan Mental
A.ORIENTASI KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental adalah suatu kondisi ‘sejahtera’ dimana
individu dapat merealisasikan kecakapannya, dapat melakukan coping terhadap
tekanan hidup yang normal, bekerja dengan produktif dan memiliki konstribusi
dalam kehidupan di komunitasnya.
Assagioli, (Ihrom,
2008) mendefinisikan, kesehatan mental adalah terwujudnya integritas
kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan ke arah realisasi diri,
dan ke arah hubungan yang sehat dengan orang lain.
(Zakiyah Darojah, 1975)
kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa,
serta kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan
merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Menurut Jahoda (Ihrom,
2008), kesehatan mental mencakup :
a.)
Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri
dengan baik.
b.)
Pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan diri yang baik.
c.)
Keseimbangan mental, kesatuan pandangan dan ketahanan terhadap segala tekanan.
d.)
Otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau
kelakuan-kelakuan bebas.
e.)
Persepsi mengenai realitas, terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki
empati dan kepekaan sosial.
f.)
Kemampuan menguasai dan berintegrasi dengan lingkungan.
Kesehatan
mental merupakan kondisi yang bersifat kontinum, dimana setiap kondisi
kesehatan mental individu memiliki
berbagai nilai yang berbeda-beda serta sulit untuk dikenali kecuali menunjukkan
‘gejala’ yang menonjol.
Didalam
Kesehatan Mental ada beberapa orientasi yang harus kita ketahui, yaitu :
*Orientasi
Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.
* Orientasi
Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.
*Orientasi
Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.
B.
KONSEP SEHAT
Pengertian
sehat pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang berfokus pada jasmaniah,
seperti bebas dari penyakit atau tidak cacat dan kurang memperhatikan hal yang
bersifat mental. Konsep sehat itu sendiri yang memang lebih
banyak ditemuii konsep tentang sakit, ini membuat pemahaman tentang sehat
mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai pegangan suatu derajat yang
harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model kesehatan Barat dan
Kesehatan Timur. Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu
mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi
medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu meliahat sehat lebih
secara menyeluruh saing berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan
terhadap penyakit. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet, 1994).
Sehat
dapat dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ),
intelektual (IQ)l, spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa
didapat tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:
*Fisik Diakatakan sehat bila secara fisiologis
(fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan
sesuatu apapun
* Emosi
Orang yang sehat secara emosi dapat
terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan
perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu
mendidiplikan diri.
* Intelektual Dikatakan sehat secara intelektual
yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat
realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil
keputusan.
* Spiritual Sementara orang
yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi
ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya
jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran
sehingga bisa berpikir rasional
* Sosial Sehat secara sosial dapat
dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan
sekitarnya.mampu untuk bekerja sama.
C. SEJARAH
PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL
Sejarah perkembangan kesehatan mental pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang mengalami gangguan mental seperti halnya homo sapiens sendiri . Mereka mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental . Jadilah manusia yang dengan rasa putus asa selalu berusaha buat menjelaskan tentang penyakit mental . Dengan kesehatan mental ini kita dapat bandingkan dengan mata uang yang mempunyai dua sisi yang di sisi satunya sakit dan yang di sisi satunya lagi baik . Di sisi ini dapat dilihat kemungkinan di kedua sisi itu kira kira 50:50 .
Perlu diketahui disini sejarah tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu :
Sejarah perkembangan kesehatan mental pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang mengalami gangguan mental seperti halnya homo sapiens sendiri . Mereka mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental . Jadilah manusia yang dengan rasa putus asa selalu berusaha buat menjelaskan tentang penyakit mental . Dengan kesehatan mental ini kita dapat bandingkan dengan mata uang yang mempunyai dua sisi yang di sisi satunya sakit dan yang di sisi satunya lagi baik . Di sisi ini dapat dilihat kemungkinan di kedua sisi itu kira kira 50:50 .
Perlu diketahui disini sejarah tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu :
* Sifat dari masalah yang disebabkan oleh
tingkah laku abnormal membuatnya menjadi merasa ketakutan.
*
Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat , dan banyak kemajuan yang
sangat penting. Pada masa awal awal orang yang sakit mental dapat dipahami
secara seluruh sering diperlakukan dengan kurang baik. Di jaman prasejarah pun
manusia purba sering kali mengalami gangguan mental baik fisik maupun gangguan
gangguan yang baik. Di jaman prasejarah ini juga terdapat perawatan-perawatan
untuk penyakit gangguan mental yaitu : menggosok,menjilat,mengisap dan
memotong.
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai gangguan.
Gangguan mental Tidak Dianggap Sebagai Sakit
Pada tahun 1600 dan sebelumnya , orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan terhadap masyarakat ini menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karna mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya.
Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan dimana pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat antara lain :
*Akibat kekuatan supranatural
* Dirasuk oleh roh atau setan
* Dianggap kriminal karna memiliki derajad kebinatangan yang lebih besar
*Dianggap sakit
Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai gangguan.
Gangguan mental Tidak Dianggap Sebagai Sakit
Pada tahun 1600 dan sebelumnya , orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan terhadap masyarakat ini menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karna mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya.
Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan dimana pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat antara lain :
*Akibat kekuatan supranatural
* Dirasuk oleh roh atau setan
* Dianggap kriminal karna memiliki derajad kebinatangan yang lebih besar
*Dianggap sakit
Tahun 1692 mendapatkan suatu pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena shir atau guna-guna. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir.
Gangguan Mental Dianggap Sebagai Sakit
Tahun 1724 pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.
Tahun 1812 , Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu yang menangani masalah penanganan secara mental. Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul menangani pasien sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh penanganan dirumah sakit jiwa merupakan hal ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan.
Melawan Diskriminasi Terhadap Gangguan Mental
Dunia medis memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman mengenai gangguan mental. Dunia medis memandang penderita gangguan mental sebagai betul mengalami sakit. Dunia medis melihat sakit mental sebagai berakar dari sakit ketubuhan terutama otak.
Ilmu perilaku yang semakin berkembang juga memberikan pemahaman tersendiri mengenai gangguan mental. Berdasarkan pandangan ini penderita gangguan mental dimaknai sebagai ketidakmampuan mereka untuk melakukan penyesuaian diri yang sesuai dengan realitanya.
D. PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
*Orientasi Klasik
Orientasi
klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan
sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat
adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya.
Sehat fisik artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak
ada keluhan mental.
Sehat
atau tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh
kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental. Sebaliknya
orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak sehat
mental.
Dengan
menggunakan orientasi penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat
dilepaskan dari konteks lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya
dengan standar norma lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak
dapat menentukan sehat atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya
semata. Ukuran sehat mental didasarkan juga pada hubungan antara individu
dengan lingkungannya. Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan
tidak sehat atau sakit mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam
masyarakat lain. Artinya batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang
absolut.
*Orientasi Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri merupakan dasar bagi penentuan derajat kesehatan mental seseorang. Orang
yang dapat menyesuaikan diri secara aktif dan realistis sambil tetap
mempertahankan stabilitas diri mengindikasikan adanya kesehatan mental yang
tinggi pada dirinya. Sebaliknya mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri
secara aktif, tidak realistik dan tidak stabil dirinya menunjukkan rendahnya
kesehatan mental pada dirinya. Dengan kata lain kemampuan penyesuaian diri
merupakan variabel utama dalam kesehatan mental. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa peningkatan derajat kesehatan mental setara dengan peningkatan kemampuan
penyesuaian diri yang aktif, realistik disertai dengan stabilitas diri.
Kemampuan penyesuaian diri idealnya dilatih dan dibina sejak kecil
Dalam
banyak literatur psikologi kesehatan, pengembangan diri dan kemampuan
penyesuaian diri merupakan salah satu indikasi dari kepribadian yang sehat.
Kita dapat melihat di antaranya dalam uraian-uraian Gordon W. Allport, Carl
Rogers, Abraham Maslow dan Viktor Frankl. Pemikiran mereka menegaskan bahwa
pribadi yang sehat selalu ditandai dengan keinginan untuk tumbuh dan
berkembang, berorientasi ke masa depan sambil tetap realistis dan mampu
melakukan inovasi bagi diri serta lingkungannya. Artinya perbaikan kemampuan
penyesuaian diri tidak hanya perlu dilakukan pada mereka yang mengalami
gangguan mental tetapi juga pada siapa saja.
*Orientasi Pengembangan Potensi
Mewujudnyatakan
potensi seperti bakat, kreativitas, minat dan lain-lain dalam diri individu.
Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi dan
dorongan (Schultz, 991). Dibutuhkan fokus yang lebih untuk mencapai arah tujuan
atau potensi diri yang lebih dikembangkan. Pengembangan potensi ini juga
dipengaruhi peranan keluarga, sekolah dan masyarakat. Juga adanya kesempatan
yang diberikan lingkungan pada individu baik yang potensinya masih tersembunyi
maupun yang sudah ditemukan.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar