Rabu, 18 November 2015

Softskill psikologi & Teknologi internet "Analisis kasus dengan teori psikologi"



NAMA : DWI PUTRA
NPM : 13514312
KELAS : 2PA06

PENGARUH PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA SECARA BERLEBIHAN TERHADAP PSIKOLOGIS SESEORANG

Di  Era yang modern ini banyak sekali perkembangan teknologi yang membuat masyarakat kecenderungan dan kecanduan akan teknologi. Teknologi berkembang terus dan tidak akan pernah berhenti dan karena semakin tingginya minat masyarakat akan teknologi maka kehadiran banyaknya media sosial menjadi biasa. Media sosial hadir karena teknologi maju yang juga berkembang dengan pesat. Seperti halnya berkembangnya media sosial dengan menggunakan Video dan Chat serta banyaknya aplikasi sehingga terjadi banyak peminat media sosial. Kepopuleran media sosial ini terjadi karena perlunya interaksi jarak jauh antara manusia satu dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan mereka. Seperti halnya kebutuhan hidup pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut.

Dengan kata lain, pengguna media merupakan pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Tetapi sekarang media sosial ini dikaitkan dengan jejaring sosial yang memiliki psikis public problem sehingga banyak orang menjadi aktif untuk menggunakan jejaring sosial serta lupa akan tujuan awal dibuatnya jejaring sosial tersebut. Psikis public problem merupakan masalah yang ada didalam jiwa serta hati individu yang mereka ungkapkan didalam sebuah media bisa itu masalah pribadi, rasa kesal, kegiatan yang dilakukan, dan aktivitas mereka lainnya yang menjadikan individu atau kelompok lain memiliki rasa ketersinggungan dan kecurigaan . Pengguna media sosial yang kecanduan internet dan terus melakukan kegiatan di internet akan mengalami gangguan psikologis, Seperti bagaimana pengguna sosial media menjadi sangat peduli terhadap hal-hal seperti, ingin terkenal dengan berpikiran bahwa berapa banyak  followers atau pengikut yang mereka miliki, dan cenderung untuk memikirkan dirinya sendiri. Aplikasi sosial media seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram ,dan lainnya  yang banyak berada di smartphone, cenderung membuat penggunanya terkena dampak dari Phantom Vibration Syndrome. Sindrom itu digambarkan sebagai suatu gejala dimana pengguna selalu mengecek ponselnya untuk melihat apakah ada pesan atau notifikasi yang masuk untuknya, padahal ponsel tersebut tidak memberikan notifikasi apapun. Otak selalu dibawa untuk berpikir bahwa ada pesan  yang masuk di ponsel yang mungkin kita lewatkan. Malahan, lebih buruk lagi ketika pengguna justru berpikir dengan semakin sering mengecek ponsel, pesan ataupun notifikasi akan lebih cepat masuk. Sehingga menyebabkan banyak masalah yang ada didalam media sosial. Banyak kasus-kasus yang tak sengaja bisa mengundang sebuah tanda tanya yang besar hanya karena ingin diperhatikan didunia maya.




Contoh kasus ada seorang remaja yang selalu ingin diperhatikan sehingga di mencoba memancing perhatian dengan selalu update tentang apapun yang dialaminya misalkan saja di menuliskan bahwa dia sedang marah, “ Wah liat aja gak akan gua nolongin dia lagi “ dengan status yang ditulis itu dia mengharapkan seseorang untuk mengomentari statusnya dan akhirnya bisa melepaskan amarahnya dan bercerita tentang masalahnya. Contoh kasus kedua dia selalu meng-upload fotonya dimedia sosial dan berharap seseorang memujinya ketika dia dipuji dia akan mendapatkan kepuasan sehingga itu memacunya untuk lebih sering meng-upload foto dirinya agar mendapatkan perhatian dan pengakuan bahwa ia cantik/tampan . Dalam kasus ini secara tidak disadari seseorang ini telah mengalami gangguan psikologi yang disebut ADD  (Attention Demanding Disorder) mereka selalu ingin diperhatikan  dicintai,disukai,dikagumi, oleh semua orang. Setelah melihat contoh diatas ini adalah akibat terjadinya stimulus dan respon sebagaimana telah dijelaskan oleh Teori Stimulus & Respon dari Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) seorang tokoh psikolog beraliran behavioristik, ini terjadi karena disaat dia sengaja melampiaskan kekesalannya dengan status (stimulus), dan akhirnya akibat dia menuliskan status tersebut dia mendapatkan perhatian  dari seseorang (respon) ,sehingga dia menjadi senang dan ingin mengulangi lagi secara terus menerus karna dengan cara itu dia bisa diperhatikan oleh seseorang. Kesimpulan dari Teori Stimulus à Respon adalah ketika seseorang memberi stimulus dan mendapatkan dampak yang baik untuknya itu cenderung memacu motivasinya untuk mengulangi hal tersebut kembali. Dalam kasus ini Media Sosial dapat mengundang penyakit yang sangat parah. Penyakit ini terjadi karena masyarakat yang ketagihan dengan mengungkapkan curahan hati mereka di media sosial. Karena terjadinya ketagihan yang terus menerus dengan menggunakan media sosial sehingga mendekatkan mereka dengan dunia maya. Bisa dikatakan seperti Kecanduan internet, prosesnya akan terus mengungkapkan apapun dan apa saja yang mereka katakan di media sosial tersebut. Dan akhirnya mengundang masalah pribadi dan ungkapan hati mereka di dunia maya.

Sebenarnya ini menyangkut dalam kejiwaan seseorang, seperti pelaku melakukan kegiatan apa sehari-hari? Dimana? Dan dengan siapa?. Pelaku itu merupakan masyarakat yang mempunyai penyakit kejiwaan karena mereka sering melakukan kegiatan aktif di internet yang negatif. Juga tidak diimbangi dengan kegiatan positif yang akhirnya berpengaruh pada mental mereka.
Yang perlu kita sadari adalah kurangilah mempersoalkan kepribadian kita dimedia sosial. Cobalah menceritakan permasalahan yang dihadapi dengan orang disekitar anda seperti orangtua,teman,dll. Ini lebih efektif selain mencurahkan isi hati anda juga mungkin bisa mendapatkan solusi untuk permasalahan tersebut . Sebaiknya teliti kalau ingin menggunakan media sosial jadilah pengguna yang cerdas.